Monday, May 02, 2011

Jenius Saja Tidak Cukup

Christopher Michael Langan  adalah seorang otodidak dari Amerika yang IQ telah dilaporkan oleh berbagai sumber media lainnya berada di antara 195 dan 210. Dia dijuluki oleh beberapa sumber media sebagai " orang terpandai di Amerika  ".


Di sekolah, Langan bisa melalui tes di kelas bahasa asing, tidak memiliki  pengalalaman belajar sama sekali. Jika ada waktu dua atau tiga menit sebelum instruktur tiba, dia bisa membaca cepat buku teks dan kemudian mendapatkan nilai A untuk tesnya.


Namun dengan IQ yang lebih tinggi dari Einstein sekalipun, Langan sampai saat ini belum bisa memiliki sebuah karya besar.
Langan lahir di San Francisco dan menghabiskan sebagian besar kehidupan awal di Montana.  Dia mulai berbicara pada usia enam bulan, belajar sendiri untuk membaca sebelum ia berusia empat tahun, dan berulang kali.  bolos depan di sekolah.  Tapi ia dibesarkan dalam kemiskinan dan mengatakan ia dipukuli oleh ayah tirinya dari ketika ia hampir enam sampai ketika dia sekitar empat belas tahun.

Langan lalu jadi buruh kasar, bekerja di kantor pemerintah, dan tukang pukul di sebuah bar di Long Island. Sambil menjalani semua itu, dia membenamkan diri di dunia filsafat, matematika, fisika, dan mengerjakan risalah yang ia sebut Cognitive Theoretic Model of the Universe.

Meskpun begitu, Langan gagal saat kuliah, bukan karena tidak bisa mengerjakan pelajaran, tapi karena sesuatu yang disebut kekurangan kecerdasan praktis. Sejenis kecerdasan sosial yang membantu untuk membaca situasi, memutuskan saat yang tepat untuk berkata-kata dan lain sebagainya. Kecerdasan praktis, bedasarkan Malcolm Gladwell tidak diwariskan secara genetik, tapi diwariskan secara budaya, dengan kata lain disebut juga sebagai "Cultural Advantage".

Para jenius sekalipun membutuhkan kesempatan, bahkan jam terbang panjang, untuk meraih sukses. Mereka membutuhkan apa yang disebut psikolog Robert Stenberg ”kecerdasan praktis”, sejenis keahlian sosial yang membantu kita membaca situasi, dan mendapatkan yang kita inginkan.

0 comments: